....::::::: SELAMAT DATANG - SILAKAN SEARCH UNTUK MENEMUKAN MATERI YANG KALIAN CARI :::::::..... .

ATRIBUT PRAMUKA PENEGAK

on Sunday, December 7, 2008























ATRIBUT PRAMUKA PENEGAK

SEJARAH PRAMUKA DUNIA

on Monday, November 24, 2008

SEJARAH GERAKAN PRAMUKA AWAL KEPRAMUKAAN DI INDONESIA
( Dipersembahkan untuk adik adik di Pangkalan SMP Negeri 6 Subang)

Masa Hindia Belanda

Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka. Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916. Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916. Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia. Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928. Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938. Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI). Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta. Masa Bala Tentara Dai Nippon "Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya. Masa Republik Indonesia Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia. Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947. Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM). Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950. Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah. Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi. Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta. Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957. Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan". Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina. Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA

Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Kelahiran Gerakan Pramuka Kelahiran Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu : 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA · Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai
HARI PERMULAAN TAHUN KERJA. ·
Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA. 2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA. Gerakan Pramuka Diperkenalkan Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari. Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Jl. Medan Merdeka Timur 6, Jakarta 10110, INDONESIA, Phone:(62-21) 350-7645, Fax. (62-21) 350-7647 E-mail : kwarnas@jakarta.wasantara.net.id

PETA DAN KOMPAS

on Friday, November 21, 2008



Bagi seorang pecinta alam, adalah biasa bergelut dengan alam baik itu alam pegunungan ataupun alam rimba belantara. Dalam bergelut dengan alam, khususnya alam pegunungan, sudah selayaknya seorang pecinta alam mengenal peta yang menggambarkan kondisi fisik derah pegunungan. Karena dgn menggunakan peta sedikit banyak akan membantu dalam suatu perjalanan baik itu pada kegiatan pendakian ataupun pada saat belajar orientasi medan.

Dasar dasar yang harus diketahui untuk orientasi medan:

1. Memahami peta
Peta yang digunakan untuk orientasi medan adalah peta topografi, yaitu peta yang menyajikan gambaran relief permukaan bumi. Relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis garis yang disebut garis countur. Atau dengan kata lain garis countur adalah garis yang menghubungkan tempat tempat pada ketinggian yang sama. Yang harus dipahami dalam membaca peta topografi adl mengartikan bentuk bentuk garis countur dengan benar, apakah bentukan itu berupa punggungan, lembah,jurang, sungai,sehingga akan dapat diperoleh informasi tentang tinggi rendahnya suatu tempat, bentuk, kedalaman, perkiraan kemiringan, dan sebagainya. Hal hal tersebut mutlak dikuasai sebagai dasar dalam orientasi.
Tak kalah pentingnya adalah memahami skala peta. Ini adalah penting, karena dari skala peta akan diketahui perbandingan antara kondisi di peta dengan kondisi medan yang sebenarnya. Contoh : Skala 1 : 25.000; berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Selanjutnya antara skala peta, garis countor dengan medan yang sebenarnya dapat diperbandingkan. Maka sedikit banyak akan dapat diinterpretasikan keadaannya, agar kita tidak keliru dalam orientasi medan. Sebab kadang kadang pada daerah yang kita perkirakan tergambar dalam peta(pada countur), ternyata belum tergambar karena keliru dalam merperbandingkan skala peta dengan kondisi medan. Contoh: dengan skala 1 : 25.000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Pada saat tertentu kita melewati suatu punggungan kecil
Kita sudah memperkirakan bahwa dengan melewati punggungan itu berarti sudah berubah counturnya. Padahal kondisi punggungan itu masih kurang dari 50 meter. Berarti kita telah salah orientasi. Hal hal inilah yang harus dipahami, agar kesalahan orientasi yang terkecil dapat dihindari.



2. Memahami Kompas
Kompas yang biasa digunakan dalam orientasi ada 2 jenis yaitu:

a. Kompas bidik jenis prisma

kompas prima
nama bagian-bagiannya

1. kotak kompas dengan pembagian arah angin dan cincin karet

2. kaca kompas yg dapat diputar dengan pembagian derajat

3. pelat yg bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut

4. garis petunjuk yg bercahaya

5. lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan jarum kompas yg bercahaya

6. gelang kaca dari tembaga

7. tutup kompas dengan kaca, garis rambut, garis tanda yg bercahaya di bibir pelindung

8. pelindung kaca

9. sekrup pengapit

10. prisma yg dapat disetel, dengan lubang tempat melihat dan cincin jempol dengan takik


b. Kompas orientasi (kompas Silva)


Pada dasarnya kedua kompas tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu :
Mengetahui arah Pada posisi mendatar, jarum kompas akan selalu menunjuk arah utara. Sesuai dengan arah utara Magnet Bumi.Membidik sasaran
Dengan kompas prisma, apabila kita ingin mengetahui berapa besar sudut kompas dari posisi kita berdiri ke sasaran bidik. Besarnya sudut bidikan akan langsung dapat diketahui. Sedangkan dengan kompas silva terdapat sedikit perbedaan dengan kompas prisma, yaitu pada kompas ini apabila kita membidik sasaran, besarnya sudut kompas tidak dapat langsung kita baca. Melainkan harus dgn penyesuaian terlebih dahulu yaitu dengan memutar piringan pembagian derajat sehingga tanda panah penyesuai atau tanda "N"(North) dapat segaris dengan jarum utara kompas. Maka besarnya sudut sudah dapat diketahui,


3. Memahami Peta-Kompas
Sebelum masuk ke medan yang sebenarnya kita harus mengetahui dan memahami tanda tanda medan pada peta. Misalnya nama puncak bukit, sungai, jurang, dan sebagainya. Keterangan mengenai hal ini dapat diketahui dgn membaca keterangan pada peta atau mungkin bertanya ke pada penduduk.
Langkah selanjutnya adalah orientasi peta. Orientasi peta adalah meng Utarakan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan benatng alam yang sebenarnya kita hadapi. Langkah langkah dalam orientasi peta :

· Dengan kompas prisma

1. Letakkan peta pada bidang datar

2. Bentangkan kompas di atas peta

3. Himpitkan garis rambut pada kompas dan takik pada cincin jempol dengan sumbu Y peta

4. Geser/ putar putarkan peta tanpa posisi kompas, sampai jarum kompas dengan garis rambut sejajar dengan sumbu Y Peta.

· Dengan kompas silva

1. Letakkan peta pada bidang datar

2. Setel piringan kompas dengan pembagian derajat pada posisi 0°, kemudian letakkan di atas peta

3. Himpitkan tanda panah penyesuai, garis penyesuai, garis bantu, sehingga sejajar dengan sumbu Y peta.

4. Geser/ putar-putarkan peta tanpa merubah posisi kompas sampai jarum kompas dengan tanda panahpenyesuai sejajar dengan sumbu Y peta.

Bila semua tahapan tersebut telah dilakukan dengan benar, berarti peta telah terorientasi.

Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting
untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita, yaitu :


a. Resection
Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah

1. Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

2. Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdiri ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back Azimuth)

3. Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.

4. Lakukan hal yang sama dengan sasaran bidik yang berbeda, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.

5. Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.


Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.


b. Intersection :
Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

1. Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

2. Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdiri(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130' terhadap sasaran. Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth).

3. Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.

4. Lakukan hal yang sama dengan tempat membidik yang berbeda, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut

5. Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.

SURVIVAL

SURVIVAL

Mengapa Ada Survival

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
• Keadaan alam (cuaca dan medan )
• Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
• Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.

Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam

S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang artinya :

S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan


Kebutuhan survival

Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman

2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
- Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan

- Latihan mengidentifikasikan tanaman
- Latihan membuat trap, dll

4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll

5. Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
• Mengkoordinasi anggota
• Melakukan pertolongan pertama
• Melihat kemampuan anggota
• Mengadakan orientasi medan
• Mengadakan penjatahan makanan
• Membuat rencana dan pembagian tugas
• Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
• Membuat jejak dan perhatian
• Mendapatkan pertolongan

Bahaya-bahaya dalam survival
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :

1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
- Sering berlatih
- Berpikir positif dan optimis
- Persiapan fisik dan mental

2. Matahari / panas
- Kelelahan panas
- Kejang panas
- Sengatan panas
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
- Penyakit akut/kronis
- Baru sembuh dari penyakit
- Demam
- Baru memperoleh vaksinasi
- Kurang tidur
- Kelelahan
- Terlalu gemuk
- Penyakit kulit yang merata
- Pernah mengalami sengatan udara panas
- Minum alkohol
- Dehidrasi
Pencegahan keadaan panas :
- Aklimitasi
- Persedian air
- Mengurangi aktivitas
- Garam dapur
- Pakaian :
- Longgar
- Lengan panjang
- Celana pendek
- Kaos oblong

3. Serangan penyakit
- Demam
- Disentri
- Typus
- Malaria
4. Kemerosotan mental

Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah
Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang
Banyak berlatih

5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya

6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan

7. Kelaparan
8. Lecet

9. Kedinginan
Untuk penurunan suhu tubuh < 30° C bisa menyebabkan kematian


Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Macam :

a. Shelter asli alam

Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
Tidak ada gas beracun
Tidak mudah longsor

b. Shelter buatan dari alam
c. Shelter buatan

Syarat bivak : Hindari daerah aliran air Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh Bukan sarang nyamuk/serangga
Bahan kuat Jangan terlalu merusak alam sekitar Terlindung langsung dari angin

Mengatasi Gangguan Binatang

a. Nyamuk
• Obat nyamuk, autan, dll
• Bunga kluwih dibakar
• Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
• Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk

b. Laron
• Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan

c. Lebah
Apabila disengat lebah :
• Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
• Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
• Jangan dipijit-pijit
• Tempelkan pecahan genting panas di atas luka

d. Lintah
Apabila digigit lintah :
• Teteskan air tembakau pada lintahnya
• Taburkan garam di atas lintahnya
• Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
• Taburkan abu rokok di atas lintahnya

e. Semut
• Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
• Letakkan cabe merah pada jalan semut
• Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut

f. Kalajengking dan lipan
• Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
• Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
• Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
• Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
• Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan

g. Ular
Pembahasan lebih lanjut dalam materi EMC

Membuat Perangkap (Trap)
Macam-macam trap :
• Perangkap model menggantung
• Perangkap tali sederhana
• Perangkap lubang jerat
• Perangkap menimpa
• Apace foot share
Bahan :
• tali/kawat
• Umpan
• Batang kayu
• Cabang pohon

Membaca Jejak
Jenis :
• Jejak buatan : dibuat oleh manusia
• Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan
Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
• Jenis binatang yang lewat
• Arah gerak binatang
• Besar kecilnya binatang
• Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
• Kotoran yang tersisa
• Pohon atau ranting yang patah
• Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput

Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :

1. Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2. Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
3. Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1. Air sungai besar
2. Air sungai tergenang
3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan

Makanan
Patokan memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam
Hubungan air dan makanan
• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak
Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu
Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong
Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih
Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagia belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya
Binatang yang tidak bisa dimakan
• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung

Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren

Survival kit

Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
• Perlengkapan memancing
• Pisau
• Tali kecil
• Senter
• Cermin suryakanta, cermin kecil
• Peluit
• Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
• Tablet garam, norit
• Obat-obatan pribadi
• Jarum + benang + peniti

dll



KALIAN PERLU BACA

on Thursday, November 20, 2008

KALIAN PERLU BACA, SEBAGAI ANGGOTA PRAMUKA….

Membangkitkan kembali Gerakan Pramuka diperlukan kemauan yang keras dan kemampuan yang memadai dari para pembina. Gairah dan semangat para pembina yang akan menularkan semangat berikutnya, sehingga bisa meningkatkan citra dan pamor Gerakan Pramuka.

MESKIPUN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan revitalisasi Gerakan Pramuka, jika para pembina tidak memiliki semangat mengembangkannya, maka pencanangan itu menjadi sia-sia.

Tapi bagaimanapun, SBY telah menabuh lonceng bagi kebangkitan Gerakan Pramuka di Indonesia. Sebagai patriot bangsa, saatnyalah Pramuka bangkit dari tidur ayamnya, kemudian bersih diri dan kembali bekerja meraih kejayaan Indonesia yang gemilang.

Dalam mengupayakan kegiatan Pramuka yang bermutu, menantang, menyenangkan, serta diminati dan digemari oleh kaum muda, ada beberapa hal penting yang perlu dikemukakan. Mengutip buku berjudul Tuntunan Membina Penegak Lengkap karangan Sudarmo Darjosudiro mudah-mudahan dapat dijadikan salah satu acuan dalam membina Pramuka.

Menurut Sudarmo, membina adalah tugas pokok seorang pembina Pramuka yang dilaksanakan secara sukarela dan terus-menerus. Oleh karena pendidikan kepramukaan itu tujuan akhirnya adalah watak --yakni watak manusia Indonesia yang bemoral Pancasila-- maka pembinaan itu harus benar-benar dirasakan oleh setiap individu Pramuka. Pembinaan individu tidak akan berhasil kalau dilaksanakan secara paksa dan massal.

Membina sendiri artinya melaksanakan upaya pendidikan, baik formal maupun nonformal secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan penuh tanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, serta selaras. Membina juga dilakukan dengan menambah pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, kecenderungan/keinginan serta kemampuan-kemampuan. Pramuka, sebagai bekal untuk selanjutnya atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan, dan mengembangkan diri di lingkungan sesamanya, maupun lingkungan masyarakat. Dengan demikian diharapkan tercapai martabat, mutu, dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri.

Syarat yang perlu dimiliki oleh pembina Pramuka antara lain, (1) Setuju terhadap Anggaran Dasar (AD) Gerakan Pramuka; (2) Seorang yang kuat keyakinan agamanya; (3) Mengerti, berpedoman, bertindak sesuai dengan Pancasila, seperti tercantum dalam UUD 1945 serta setia terhadap UUD 1945 dan Pancasila; (4) Seorang yang berkemauan kuat, berkemampuan memadai, mau dan mampu membina serta bergerak di lingkungan anak; (5) Sopan, ramah, dan berpendirian tegas, serta memiliki kesabaran; (6) Mempunyai kemauan dan kemampuan untuk selalu menambah pengetahuan anak didik; (7) Dapat mengikuti perkembangan suasana sekitarnya, masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat seluruh tanah air Indonesia, dan perkembangan dunia; (8) Sanggup menyediakan waktu untuk tugas membina; (9) Mempunyai banyak bahan-bahan dalam cerita, permainan, dan nyanyian; (10) Mempuyai kecakapan untuk membina; (11) Mau dan mampu meng-up grade diri, misalnya mengikuti kursus-kursus yang diselenggarakan Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, maupun Kwartir Nasional, tingkat mahir, aplikasi, maupun ahli; (12) Mau menerima saran dan pendapat, meskipun dari seorang yang lebih muda usianya; (13) Mempunyai kecakapan praktis dan teknis dalam bidang kepramukaan; (14) Mempunyai tabiat/riwayat hidup yang baik untuk dapat diserahi tugas dan tanggung jawab memimpin anak-anak; (15) Harus gemar akan hidup di alam terbuka (dalam perkemahan); (16) Harus mempunyai sifat-sifat yang ada pada seorang guru atau pendidik; (17) Harus berpandangan luas, tidak sempit, atau picik; (18) Banyak kreasi, variasi, dan inovasi; (19) Dan tidak tersangkut dalam organisasi terlarang

KEGIATAN PENEGAK PANDEGA

KEGIATAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA Justify Full

Raimuna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.

Gladian.Pimpinan.Satuan.(Dian.Pinsat)
adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan Ambalan/Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.

Perkemahan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum’at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.

Perkemahan Wirakarya (PW)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler,

khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.

Perkemahan Antar (Peran) Saka
adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.

Pengembaraan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.



Latihan Pengembangan Kepemimpinan

adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.

Latihan Pengelola Dewan Kerja

adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.

Kursus Instruktur Muda

adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.

Penataran, Seminar, dan Lokakarya

adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.

Sidang Paripurna

adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.

Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera
(Musppanitera)

adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.

KAMU PERLU TAU

Pramuka Bukan Sekadar Baju Seragam

Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Sumbar Gamawan Fauzi menegaskan, Pramuka bukanlah sekadar baju seragam dan umbul-umbul saja. Tetapi Pramuka adalah sebuah gerakan yang dapat menyentuh generasi muda secara menyeluruh. “Kompleksitas permasalahan yang mendera bangsa saat ini, merupakan tantangan bagi gerakan Pramuka untuk menyikapinya.

.

Pramuka selayaknya membina generasi muda dengan kegiatan yang kreatif, edukatif, dan inovatif,” jelas Gamawan ketika dimintai komentarnya sehabis acara pelantikan Pengurus Kwartir Daerah 03 Gerakan Pramuka Sumbar Masa Bakti 2007-2012 di aula Kantor Gubernur kemarin. Gamawan Fauzi yang juga melakukan pelantikan secara resmi Pengurus Kwartir Daerah 03 Gerakan Pramuka Sumbar mengatakan, Pramuka bukanlah satu-satunya obat penawar terhadap permasalahan yang menimpa generasi muda.

.

Tapi setidak-tidaknya gerakan Pramuka bisa melakukan pembinaa karakter, watak, kepribadian serta mampu memberikan life skill pada anak-anak muda. “Misi utama gerakan Pramuka adalah pendidikan pada generasi muda. Dengan berdasarkan sistem nilai dan berlandaskan Tri Satya dan Dasa Darma, Pramuka merupakan solusi handal bagi masalah kaum muda,” terang Gubernur. Dari Keputusan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Tahun 2008, Marlis Rahman ditetapkan sebagai ketua Kwarda menggantikan Fachri Ahmad yang telah habis masa jabatannya.

.

Ketua Harian dijabat Burhasman Bur (Kadis Pendidikan Sumbar). Lima orang Wakil Ketua ditempati Sultani Wirman, Armyn, Nizwardi Azka, Yulisman dan Wahidul Basri. Sekretaris dijabat Isril Berd, Wakil Sekretaris dipegang Kafrawi Bakhtiar dan Alwis. Sedangkan bendahara dipegang Abdul Gafar, serta wakilnya Indarefis. Sementara Ketua Kwarda terpilih, Marlis Rahman dalam pidato sambutannya menjelaskan bahwa lahirnya gerakan Pramuka melalui proses yang cukup panjang. Seragam, kacu merah putih merupakan simbol ketangguhan gerakan Pramuka. “Jadi setiap anak Indonesia yang berpakaian seragam Pramuka adalah generasi muda yang siap menyongsong masa depan. Atribut adalah simbol tanggung jawab, sekaligus merupakan komitmen moral generasi muda Indonesia menjadi barisan terdepan dalam bangsa ini,” ujar Marlis yang hari ini bertolak ke tanah suci melaksanakan Umrah selama 10 hari.

.

Selain itu, Marlis juga melaporkan bahwa Kwarda Pramuka Sumbar sudah lama memiliki Lemdika Daerah dan Bumi Perkemahan Pramuka seluas 10,5 hektar yang terletak di Padang Besi, Kecamatan Lubuk Kilangan. Bumi perkemahan tersebut diharapkan dapat menjadi tempat latihan Kepramukaan yang presentatif di masa mendatang. Dalam kesempatan itu hadir Wakil Ketua DPRD Sumbar Mahyeldi Ansharullah, unsur Muspida Sumbar, bupati/walikota se-Sumbar, kepala dinas, badan dan kantor, pimpinan Saka tingkat daerah dan kepala Kwarcab Gerakan Pramuka se-Sumbar, pimpinan ormas dan organisasi kepemudaan, serta sejumlah unsur lainnya.

Iman dan Disiplin Identitas Seorang Pramuka

Generasi muda harus menyiapkan diri untuk menyongsong masa depan, sebagai penerus bangsa. Pramuka saat ini sebagai bagian dari generasi muda harus menyiapkan diri, iman dan disiplin merupakan modal serta identitas seorang pramuka. Hal ini ditegaskan oleh Walikota Lubuklinggau Drs. H. Riduan Effendi, SH, MSi saat memberikan ceramah umum dalam rangka HUT Pramuka ke 47 tahun 2008 kwartir cabang kota lubuklinggau di balai kota Lubuklinggau sabtu (2/08).

.

Dikatakan walikota yang juga Ketua Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka Kota Lubuklinggau, bahwa anak-anak pramuka berbeda dengan anak-anak lain dalam hal memiliki rasa tanggungjawab dan disiplin. Dilanjutkannya, banyak hal yang dapat menyebabkan buruknya citra generasi muda, mulai dari kenakalan remaja misalnya keterlibatan generasi muda dengan narkoba.”Semua pihak mempunyai tanggung jawab untuk memperbaikinya, kedepan anak-anak pramuka harus amenjadi teladan bagi anak-anak yang lain dengan tetap bermodal dengan Iman, seseorang yang memiliki iman yang baik sudah tentu memiliki kedisplinan yang baik katanya.

.

Kemudian, pembersihan lingkungan yang dilakukan oleh pramuka adalah contoh yang baik.”Tetapi jangn dai seremonial belaka, tetapi benar-benar dapat diimplemetasikan dengan memulai dari lingkungn sendiri,”ujarnya. Wako juga meminta, pada HUT pramuka kali ini, agar dapat dilakukan gerakan penanaman pohon.

.

Sementara itu, Fahrizal ketua pelaksanan HUT Pramuka kota lubuklinggau mengatakan, bahwa rangkaian kegiatan pramuk kali ini mulai dari 28 juli – 3 agustus 2008, dengan terdiri dari berbagai macam kegiatan antara lain 11 macam lomba, Cerama umum yang akan dilakukan setiap tahun akan dilakukan, serta pembersihan sungai mesat, pembersihan subkos garuda, pembersihan masjid agung dan pembersihan gereja.

.

Ceramah umum yang dimulai pada pukul 09.00wib dihadiri oleh Kabag Humas dan Protokol Indra Syafri serta anak-anak pramuka tingkat SLTP dan SMU, HUT pramuka mengambil tema Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan.

Pentingnya Pramuka Dalam Pengembangan Karakter Kaum Muda

Gerakan kepramukaan atau kepanduan merupakan lembaga pendidikan di luar lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, yang dinilai sangat penting untuk mengembangkan karakter kaum muda. Dan 80 persen kesuksesan seseorang ditentukan dari keterampilan-keterampilan dan karakter yang dimiliki, yang antara lain diperoleh melalui pendidikan di kepramukaan. Demikian ditegaskan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Dr Fasli Jalal dalam penutupan Kursus Manajemen Dasar Kepanduan Asia-Pasifik yang diselenggarakan di Kompleks Gerakan Pramuka, Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (10/9) lalu.
.

Dalam kesempatan itu pula, Fasli Djalal, menyebutkan, bahwa melalui pendidikan kepramukaan, seorang anak atau remaja dapat ditempa sehingga mempunyai karakter yang baik, mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan, cinta damai, dan memiliki rasa persaudaraan yang tinggi. ”Di Indonesia, Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan kepanduan juga dianggap penting oleh Departemen Pendidikan Nasional,” ujarnya.

Menurutnya, melalui Gerakan Pramuka dikembangkan pula perasaan cinta Tanah Air dan mementingkan perlunya persatuan nasional, mengingat Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan ratusan juta penduduk dengan berbagai suku bangsanya.

Dan Kursus manajemen seperti yang dilakukan Gerakan Pramuka bekerja sama dengan Biro Kepanduan Asia-Pasifik, dianggap Fasli Jalal yang juga merupakan salah satu Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, penting artinya untuk memperbaiki dan mengembangkan manajemen dalam organisasi kepramukaan, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik. Fasli Jalal juga menambahkan, Depdiknas akan mendukung bila Biro Kepanduan Asia-Pasifik dan Gerakan Pramuka ingin menyelenggarakan lagi kursus tingkat lanjutan.

Sebelumnya, Direktur Administrasi dan Sumberdaya Biro Kepanduan Asia-Pasifik, Prassanna Shrivastava mengatakan, para peserta yang telah mengikuti kursus dasar kali ini diharapkan terus mengembangkan kemampuannya. Setelah setahun diharapkan masing-masing peserta melaporkan hasil pengembangannya, untuk dinilai kembali sebelum memperoleh medali khusus. Selanjutnya, di masa mendatang mereka diharapkan dapat pula mengikuti Kurus Manajemen Lanjutan Kepanduan Asia-Pasifik.

Kursus Manajemen Dasar Kepanduan Asia-Pasifik yang berlangsung sejak 27 Agustus lalu, ditutup secara resmi oleh Fasli Jalal, disertai dengan pemberian sertifikat kepada para peserta kursus yang datang dari Filipina, Hong Kong, India, Mongolia, Pakistan, Srilanka, Thailand, dan sejumlah anggota Gerakan Pramuka yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia. Sementara instruktur kursus selain datang dari Biro Kepanduan Asia-Pasifik yang berpusat di Manila, Filipina, juga sejumlah tokoh kepanduan dari Kanada, Singapura, Hong Kong, dan Indonesia.

Pramuka Pendidikan Di Alam Terbuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka menargetkan bahwa upaya dan usaha untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka adalah diarahkan pada pembinaan watak, mental, emosional, jasmani, bakat, serta peningkatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
.

Kepramukaan ialah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak.
.

Melihat uraian di atas, jelas bahwa kegiatan kepramukaan adalah kegiatan menarik yang dilakukan di alam terbuka. Kegiatan ini merupakan salah satu ciri khas pelaksanaan kegiatan Pramuka yang membedakan kegiatan tersebut dengan kegiatan di luar kepramukaan.
.

Bagaimana tidak, saat ini ada sebagian gugus depan yang melaksanakan kegiatan kepramukaan terpaku dilaksanakan di lingkungan sekolah, bahkan untuk kegiatan berkemah pun dilaksanakan di sekolah, dengan menggunakan ruang belajar sebagai arena kegiatan.
.

Padahal, kegiatan berkemah merupakan kegiatan yang sangat digemari para peserta didik, apalagi menjelang liburan bahkan pada saat liburan sebagai agenda kegiatan yang telah disiapkan oleh peserta didik, di sela-sela acara keluarga ataupun acara lainnya.
.

Sebenarnya, kegiatan perkemahan merupakan kegiatan di alam terbuka yang kebanyakan dilakukan di hutan, pegunungan, pantai, ataupun tempat lain yang layak dipergunakan untuk berkemah.
.

Dalam kegiatan kepramukaan, berkemah merupakan salah satu syarat yang tercantum dalam SKU. Hal ini menjadi keharusan bagi peserta didik untuk melakukan perkemahan agar bisa menempuh SKU tersebut. Dengan kata lain, peserta didik harus bisa bersatu dengan alam, di mana dalam acara perkemahan tersebut peserta didik bisa melaksanakan kegiatan berupa penjelajahan, mendaki gunung, berenang, memancing, serta mempelajari atau mengambil gambar/foto flora dan fauna yang ada di sekitar perkemahan.
.

Maka, kalau kegiatan perkemahan dilaksanakan di sekolah rasanya kurang mencapai sasaran yang telah ditetapkan kecuali untuk golongan siaga. Karena, dengan melakukan kegiatan perkemahan di alam terbuka, seperti bumi perkemahan, hutan, dll. peserta didik akan diberikan tantangan oleh keadaan alam sekitarnya. Hambatan dan rintangan tidak ada yang tidak bisa dikerjakan, semua kesulitan harus bisa diselesaikan.
.

Selain itu, kegiatan kepramukaan yang selalu dilaksanakan di lingkungan sekolah merupakan suatu kejenuhan bagi peserta didik sehingga lama-lama peserta didik akan merasa bosan dan malas mengikuti kegiatan latihan, karena setiap saat baik latihan pramuka maupun belajar tempatnya selalu begitu saja, atau di tempat itu-itu saja tidak ada variasi.
.

Jadi, tidak salah apabila kita membuat rencana latihan dengan menggunakan alam terbuka sebagai media latihan. Karena sudah jelas disebutkan bahwa kepramukaan adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar sekolah ataupun lingkungan keluarga yang dilaksanakan di alam terbuka. Dengan demikian, kegiatan kepramukaan khususnya kegiatan perkemahan dilakukan di luar lingkungan sekolah, dalam arti di alam terbuka sebagai tujuan untuk mendidik dan membina peserta didik agar mereka bisa survive/bertahan di alam dengan segala macam rintangan, hambatan, dan alakadarnya yang ada pada dirinya. Dengan melakukan kegiatan di alam terbuka, peserta didik diharapkan terhindar dari kejenuhan akan rutinitas kehidupan sehari-hari.
.

Dengan kegiatan di alam terbuka, peserta didik bisa bersatu dengan alam, dan alam terbuka akan memberikan banyak pelajaran bagi peserta didik. Oleh karena itu, sangat tepat kalau salah satu media yang efektif membentuk kepribadian seorang Pramuka adalah alam semesta. Dia bisa hidup dan bertahan dengan alam karena alam akan bersahabat dengan kita apabila kita mau melestarikan dan menjaganya dari usikan-usikan tangan jahil yang tidak bertanggung jawab.